Senin, 16 November 2015

PENGARUH PENGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN


PENGARUH PENGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN


PENDAHULUAN

Sistem Informasi Akuntansi saat ini menjadi bahan perbincangan yang cukup menarik entah itu dikalangan perusahaan, pelajar atau mahasiswa maupun profesional akuntansi. Sistem informasi akuntansi atau yang sering kita singkat dengan SIA memiliki perang yang sangat penting pada keberlangsungan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan akuntansi tentunya.
Perkembangan tekhnologi mengakibatkan lahirnya tuntutan akan kecepatan yang terstruktur. Maksunya seluruh kegiatan dihimpun menjadi suatu kesatuan guna mencapai sasaran/tujuan dengan waktu sehemat mingkin. Dengan begitu, kinerja sebuah organisasi dapat dievaluasi tanpa harus melewati penantian yang panjang. Semisal contoh konkretnya ialah proses akuntansi. Dengan berdasar pada siklus akuntansi yang diawali dengan pengumpulan bukti transaksi, penjurnalan atau pencatatan transaksi, pempostingan, penyesuaian, hingga pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan, Sistem Informasi Akuntansi sangat membantu dalam penerapan proses tersebut secara otomatis. Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan umumnya berbentuk program software. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi tidak lagi mencatat jurnal secara manual dalam buku catatan, lalu memposting satu per satu ke buku besar, dan seterusnya yang sarat dengan kesalahan sebab rumus akuntansi telah diciptakan dalam sebuah perintah pemprograman.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang semakin pesat sehingga tentunya berdampak pada perilaku dan peta persaingan bagaimana cara mengelola perusahaan yang akhirnya berpengaruh pada perkembangan bisnis dunia. Suatu perusahaan terutama perusahaan besar yang memiliki banyak kantor cabang di berbagai daerah hendaknya perlu mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga dapat membuat suatu strategi efektif pemanfaatan sumber daya yang dimiliki agar dapat menempatkan diri pada persaingan bisnis dunia. Dengan demikian kesinergian informasi antara perusahaan induk dengan kantor cabangnya dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi, berperan penting untuk membantu sistem informasi perusahaan yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan sehingga dapat memberikan hasil yang nyata bagi perusahaan.Salah satu cara umtuk meningkatkan kinerja di suatu perusahaan yaitu menentukan sistem informasi yang dirancang sesuai perkembangan organisasi bisnis perusahaan dengan melakukan pendekatan modern yaitu Enterprise Architecture Planning (EAP) untuk mendukung visi misi perusahaan yang harus diterjemahkan dalam beberapa sasaran, target dengan ukuran-ukuran yang terperinci yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman langkah perusahaan untuk mengarahkan dan mengorganisir rencana pengembangan sistem informasi terintegrasi.
Tujuan utama dari akuntansi keuangan menurut Jogianto (1997: 54), adalah untuk menyediakan suatu informasi yang relevan terhadap pihak-pihak luar seperti pemegang saham, kreditur, maupun pihak pemerintah. Hal ini tercapai dengan menerbitkan laporan-laporan periodik, seperti neraca, laporan laba/rugi, laporan laba yang ditahan dan laporan perubahan modal. Disamping itu tujuan utama dari akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi bagi pihak intern perusahaan yaitu pihak manajemen sehingga dapat menggunakan laporan keuangan untuk dasar pengambilan keputusan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak ekstern maupun intern tersebut, maka disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang untuk dapat menghasilkan informasi berupa informasi keuangan yang berguna bagi pihak ekstern maupun intern perusahaan. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan, maka sistem informasi akuntansi dapat diproses baik dengan cara manual maupun dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Keterlibatan komputer dalam roda kehidupan perusahaan memang bermacam, tergantung pada tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Bagi perusahaan besar yang memiliki sistem yang rumit dan kompleks, komputer akan dipergunakan secara maksimal dengan cara membangun suatu jaringan yang integral dan rumit dengan mengoperasikan komputer dalam jumlah banyak. Tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang menggunakan jaringan komputer yang sederhana dengan beberapa unit saja, tanpa menggunakan teknologi komunikasi yang terlalu rumit. Dewasa ini perkembangan teknologi dibidang komputer sudah semakin berkembang dengan semakin banyak inovasi yang terjadi baik dalam hal pengembangan perangkat keras maupun lunak. Oleh karena itu perkembangan tekhnolgi dibidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti dalam perkembangan sistem informasi akuntansi. Pada dasarnya perusahaan dapat mengoperasikan sistem informasi akuntansi tanpa menggunakan komputer, akan tetapi kemampuan komputer untuk menangani tugas-tugas manusia dalam suatu sistem memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang kelancaran sebuah sistem, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dapat disajikan dengan cepat dan tepat waktu. Gagasan sebuah sistem informasi akuntansi yang berdasarkan komputer tidak berarti otomatisasi total. Konsep sistem dan mesin menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia dan tugas lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin.





Penerapan (implementasi)

Penjelasan contoh sistem informasi yaitu Sistem Informasi Akuntasi, sekarang akan menjelaskan penerapan(implementasi) dari Sistem Informasi Akuntansi. Dalam dunia bisnis yang kompleks, mungkin menggunakan beratus – ratus tenaga kerja, mulai dari perencanaan pengembangan, direktur pemasaran sampai kepada bagian kebersihan. Bagaimana perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol semua kegiatannya, bagaimana mensuplai informasi kepada banyak orang dalam perusahaan, disinilah letak pentingnya peranan sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai yaitu dari pihak luar perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam perusahaan (internal). Pihak – pihak ekternal antara lain pelanggan, supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah, sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen, purchasing, dan inventary control management, production management, personal management, finansial management.

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
1. Sistem yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi, perusahaan yang mendistribusikan produk dan jasanya kepada pelanggan.
2. Dalam sistem informasi pembayaran (kepada pemasok) maka data input adalah semua tagihan dari pemasok diproses dengan cara tertentu sehingga memberikan informasi berupa tanggal jatuh tempo, besarnya pembayaran, cara pembayaran dll. Sehingga manajemen mampu memutuskan kebijakan pembayaran yang tepat.
3. Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut.
4. Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.

Peranan sistem informasi akuntansi:

1. Memperbaiki kualitas & mengurangi biaya dalam menghasilkan barang/jasa
2. Memperbaiki efisiensi
3. Memperbaiki pengambilan keputusan
4. Menciptakan keunggulan kompetititif



Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan
3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.





Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:

1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
5. Meningkatkan sharing knowledge
6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan



Dampak Penggunaan SIA Pada Perusahaan

Dengan bantuan teknologi komputer, penyebaran informasi yang pada awalnya sangat terbatas kini telah dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Demikian pula pada bidang akuntansi, dimana informasi akuntansi yang sebelumnya hanya berperan di tingkat pengendalian operasi, kini telah berperan dalam pengendalian manajemen.Sebagai dampak peranan informasi akuntansi yang meningkat, maka dibutuhkan suatu sistem yang mengatur informasi akuntansi tersebut agar dapat memberikan keunggulan kompetitif strategis bagi perusahaan.
Peran sistem informasi akuntansi menjadi sangat dominan dalam persaingan yang ketat, bahkan sistem informasi akuntansi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, dalam hal ini sistem informasi akuntansi piutang dagang, dimana perusahaan berupaya mengoptimalkan peranan sistem informasi akuntansi piutang dagang dalam pengambilan keputusan manajemen baik untuk perencanaan, maupun pelaksanaan struktur pengendalian intern piutang dagang.
Dengan bantuan teknologi komputer, penyebaran informasi yang pada awalnya sangat terbatas kini telah dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai dampak peranan informasi akuntansi yang meningkat, maka dibutuhkan suatu sistem yang mengatur informasi akuntansi piutang dagang agar dapat memberikan keunggulan kompetitif strategis bagi perusahaan.





KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah Kumpulan sumber daya yang di rancang untuk mentranformasikan data menjadi informasi. Informasi di komunikasikan keberagam pemakai. Kita mengunakan istilah sistem informasi akuntansi karena mencakup siklus-siklus pemprosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi dan pengemangan system informasi. Sebagian besar organisasi mengalami kejadian-kejadian ekonomi yang hamper sama kejadian-kejadian ini menimbulkan transaksi-transaksi yang dapat di kelompokan menjadi 4 siklus produksi dan siklus keuangan. Struktur pengendalain intern mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur yang di buat untuk menjamin bahwa tujuan–tujuan tertentu organisasi akan dapat di capai. Siklus transaksi memberikan kerngka system untuk menganalis dan merancang system informasi di mana di dalamnya terdapat tujuan yang serupauntuk masing-masing siklus yang berbeda itu. Tujuan ini merupakan bagian integral dari struktur intern organisasi. Dewasa ini perkembangan teknologi dibidang komputer sudah semakin berkembang dengan semakin banyak inovasi yang terjadi baik dalam hal pengembangan perangkat keras maupun lunak. Oleh karena itu perkembangan tekhnolgi dibidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti dalam perkembangan sistem informasi akuntansi.

Daftar Pustaka







Jumat, 02 Oktober 2015

Sistem Informasi Akutansi

SISTEM INFORMASI AKUTANSI

Dari beberapa pertanyaan yang saya dapat mengenai Sistem Informasi Akutansi, saya akan menjawabnya secara menyeluruh

1. Pertanyaan pertama yaitu Penjelasan tentang SIA(Sistem Informasi Akutansi) adalah serangkaian prosedur formal dimana data yg dikumpulkan lalu diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para penggunanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yg berkaitan dengan akutansi.

2. Lalu pertanyaan kedua yaitu Peran SIA dalam rantai nilai / value chain yaitu pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).
Berikut tabel rantai nilai dalam sebuah perusahaaan



3. Lalu pertanyaan ketiga yaitu Perbedaan antara e-business dengan e-commerce yaitu ecommerce bersifat money oriented (berorientasi pada perolehan uang atau melibatkan pertukaran uang dalam transaksi), sedangkan e-business berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya


4. Lalu pertanyaan keempat yaitu ancaman-ancaman yang terjadi pada SIA adalah
    -  Kehancuran karena bencana alam dan politik
    -  Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan
    -  Human Error (tidak sengaja)
    -  Manipulasi Data (sengaja)
    -  Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
    -  Ketidakakuratan data waktu dan proses pembayaran

5. Lalu pertanyaan kelima yaitu sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya

Kamis, 04 Juni 2015

Cerita Legenda "Genderuwo"




Adalah sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat di Pulau Jawa (orang Sunda menyebutnya “gandaruwo” dan orang Jawa menyebutnya “gendruwo”). Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di Hutan Jati Donoloyo, kecamatan Sloghimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo sekitar 60 km ke barat Yogyakarta. 


Legendanya: Makhluk halus ini dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung dengan manusia. Kisah-kisah misteri menyebutkan kalau genderuwo dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seseorang untuk menggoda manusia. Genderuwo dipercaya sebagai sosok makhluk yang cabul, karena kegemarannya menggoda istri-istri kesepian yang ditinggal suami atau para janda bahkan sampai melakukan hubungan seksual dengan mereka. Dipercaya bahwa benih daripada genderuwo dapat menyebabkan seorang wanita menjadi hamil dan memiliki keturunan dari genderuwo. Menurut legenda, genderuwo memiliki teknik permainan cinta dan vitalitas yang hebat, sehingga wanita-wanita korban pencabulannya seringkali merasakan puas dan nikmat yang luar biasa. Biasanya wanita korban yang disetubuhi oleh genderuwo tidak akan sadar sedang bersetubuh dengan genderuwo karena genderuwo akan menyamar sebagai suami atau kekasih korban dalam melakukan pencabulannya. Disebutkan pula kalau genderuwo memiliki libido dan gairah seksual yang besar dan jauh di atas manusia, sehingga ia amat mudah terangsang melihat kemolekan perempuan dan senang menggoda perempuan. 



Asal Usulnya: Asal-usul genderuwo dikatakan berasal dari arwah orang yang meninggal secara tidak sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburannya tidak sempurna ataupun kecelakaan. Sehingga ia belum mau naik ke akhirat.Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa terganggu. Pada dasarnya tidak semua genderuwo jahat, ada genderuwo yanbg jahat ada pula yang baik. Semuanya tergantung bagaimana kita bersikap, mau berteman atau bermusuhan padanya.

Sejarah bela diri Muay-Thai

Sejarah Seni Beladiri Muay Thai (Thai Boxing)- Muay Thai adalah olahraga tempur dengan asal-usul yang ditetapkan jauh di dalam sejarah Thailand. Muay (tinju) Thai diucapkan Muay Thai oleh Thailand asli. Muay Thai adalah olahraga pertempuran brutal dan atletis, dengan peserta memanfaatkan tinju, siku, lutut dan kaki sebagai senjata yang dominan dengan lawan. Muay Thai dipraktekkan secara luas di Thailand, dengan partisipasi internasional secara signifikan berkembang selama dekade terakhir. Thai boxing memiliki nilai sejarah yang dihargai oleh orang-orang yang berlatih olahraga. Ini sejarah yang membentuk budaya Thai boxing telah dikembangkan selama berabad-abad pertempuran militer dan kerajaan, pengaruh agama, makna budaya, pembangunan sosial, dan dukungan
pemerintah. 



Muaythai atau Thai Boxing berkembang sejak hampir 1000 tahun yang lalu di Thailand dan telah menjadi olahraga nasional bangsa Thailand. 
Asal mula olahraga ini bernama Krabbi Krabbong. Pada masa pemerintahan Raja Phra Cao Sua (1702), yang juga dikenal dengan “Tiger King”, beliau mengajarkan Muaythai pada seluruh bala tentaranya. Raja sangat mencintai Muaythai. Tahun 1774 telah dikenal petarung bernama Nai Khanom Tom, karena perangnya melawan Burma. Waktu itu ia tertangkap bersama dengan beberapa orang dari kota Siam (sekarang Thailand) yang bernama Ayyuthaya, lalu dipenjara di Burma. 

Nai Khanom Tom adalah petarung hebat pada masanya. Ia mewakili teman-temannya dalam sebuah kontes pertarungan yang diadakan Raja Mangra. Tanpa halangan ia pun berhasil mengalahkan sepuluh petarung terbaik Burma sekaligus dengan tangan kosong. Setelah itu Raja memberikan kebebasan sebagai hadiahnya, dan ia pun kembali ke Ayyuthaya sebagai seorang pahlawan. Sejak itu seluruh tentara di Thailand berlatih untuk menggunakan Muaythai sebagai bekal apabila mereka perang jarak dekat tanpa senjata. Sejarah tersebut telah melegenda di seluruh pelosok dan menjadi bagian dari kebudayaan Thailand. Sekarang semua orang di Thailand sangat akrab dengan olahraga Muaythai ini sejak masih anak-anak. Bahkan disetiap desa sering melakukan kejuaraan-kejuaraan untuk mempunyai juara-juara yang tangguh. Memadukan tehnik tendangan, sapuan kaki, lompatan, tehnik siku dan pukulan yang benar-benar ampuh. Bagi yang pernah nonton film Ong Bak pasti kenal ilmu bela diri ini. Disitu Tony Jaa memainkan Muay Thai tanpa trik-trik atau tipuan kayak film- film silat Hongkong. 



Nai Khanom Tom dianggap sebagai petinju paling terkenal dalam sejarah Thai boxing. Dia adalah petinju pertama yang telah berjuang di negara lain. Setelah dipenjarakan oleh Burma selama perang Nai Khanom Tom ditantang untuk melawan 10 dari Bando petinju terbaik Burma. Dia mengalahkan semua satu demi satu dan diberikan kebebasan kembali ke Siam. Bentuk tinju dan tempur di Thailand selama periode bersejarah ini dikenal sebagai Muay Boran, dan digunakan sebagai bentuk signifikan pertempuran militer, karena bertempur sampai mati. Muay Korat adalah gaya tertentu Muay Boran yang dipraktekkan di jantung sekarang dari Muay Thai, wilayah utara-timur Thailand, Issan. Muay Korat penekanan ditempatkan pada kekuatan, dengan pemogokan Buffalo dikatakan begitu kuat sehingga bisa mengambil Buffalo dengan serangan tunggal. Muay Boran akhirnya menjadi bagian dari masyarakat Siam dengan peristiwa yang dipentaskan di festival dan pertunjukan, sementara masih dipertahankan sebagai bentuk pertempuran militer. Legenda mengatakan bahwa dalam bentuk bersejarah prajurit Thai tinju mengenakan rami tangan terikat dicelupkan ke dalam resin atau pati. Dalam pertempuran yang ekstrim tangannya tambahan tertutup pecahan kaca membuatnya menjadi perjuangan untuk kontes kematian, seperti yang terlihat dalam film kickboxer terkenal. Raja Chulalongkorn (Rama V) menghidupkan kembali praktek Muay Thai di Siam dengan elevasi ke tahta pada tahun 1868. Seni itu berubah menjadi olahraga dengan partisipasi berlangsung untuk membantu dalam latihan fisik, bela diri, rekreasi dan kemajuan pribadi. Kamp pelatihan didirikan di seluruh negeri untuk memungkinkan praktek untuk dipertahankan dan dikembangkan. Kamp modern sangat sedikit membawa etika dan tradisi dari kamp-kamp asli. Sayangnya kamp modern telah didirikan di destinasi pariwisata yang pada dasarnya bertentangan dengan tujuan kamp-kamp pelatihan terpencil asli. 

Muay Thai modern disebut sebagai 'The Art of Delapan Tungkai', dan telah dipengaruhi oleh tinju Barat modern dengan penerapan sarung tinju dan cincin persegi bertali yang memiliki asal-usul di barat tinju. Suatu bagian penting dari tradisi tinju di Thailand yang masih berdiri saat ini dalam berlatih dari Kru Wai, tarian ritual pertarungan pra yang memberikan penghormatan kepada pelatih kombatan. 



Wai adalah istilah yang digunakan untuk menundukkan kepala dalam hormat dan berasal dari tradisi Buddhis, dan guru Kru makna. Muay Thai pelatih juga disebut sebagai Aa-Jarn, namun Kru lebih tepat.

Manfaat Dari Buah Naga Merah

Buah naga termasuk dalam tanaman kaktus-kaktusan. Buah naga ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna putih. Keduanya mengandung banyak serat, protein, vitamin B dan C serta kalsium dan zat besi. Dengan kandungan nutrisinya tersebut, banyak orang sangat menyukai buah naga dan ingin mengkonsumsinya untuk kesehatan dan kecantikan.

Manfaat Buah Naga Merah

manfaat-buah-naga-putih-merah-bagi-kesehatan
Manfaat buah naga merah adalah untuk menjaga kesehatan tubuh terutama tulang dan gigi. Ini karena buah naga mengandung kalsium dan fosfor yang sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Dengan mengkonsumsi buah naga secara teratur, kita bisa bebas dari masalah gigi keropos dan osteoporosis.
Selain itu, buah naga merah juga berkhasiat untuk mencegah diabetes mellitus. Meskipun rasanya manis, kadar gula yang terkandung dalam buah naga sangat sedikit. Buah naga merah dapat membantu tubuh mengeluarkan racun-racun yang berasal dari pola hidup yang kurang sehat.
Buah naga, baik yang merah sangat berkhasiat untuk tubuh. Manfaat buah naga bagi kesehatan sangat banyak antara lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Ini tidaklah mengherankan karena buah naga mengandung banyak sekali vitamin C.
kita tahu bahwa vitamin C mampu melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan kuman lainnya. Buah naga juga aman dikonsumsi oleh balita. Apabila balita Anda susah makan, berikan saja buah naga untuk meningkatkan nafsu makannya.
Selain daging buahnya, manfaat buah naga juga dapat diperoleh dari kulitnya. Ekstrak kulit dan daun buah naga juga dapat membantu menghambat pertumbuhan sel tumor dan melancarkan peredaran darah. Periksa kulit buah naga ketika membelinya. Buah naga yang berkualitas bagus warnanya pink cerah dan kulitnya mulus tanpa bekas atau noda. Bila ingin mengetahui apakah buah naga yang Anda beli sudah cukup matang atau belum, sentuh bagian batangnya. Jika terasa empuk, maka buah naga tersebut sudah siap disantap.

Minggu, 31 Mei 2015

Awal Perkembangan Dari Brand Adidas

Awal Perkembangan Dari Brand Adidas


Nama Adidas itu sendiri adalah singkatan dari nama pembuatnya yaitu Adi Dassler menciptakan brand ADIDAS pada tahun 1920-an.



 sebuah nama brand yang merupakan singkatan dari namanya. Adi adalah seorang pecandu olahraga, tetapi juga seorang produsen sepatu, dan dia memiliki visi: menciptakan sepatu latihan dengan desain yang kuat dan khusus yang akan menjadikan seorang olahragawan berada pada performa terbaiknya dan melindunginya dari cedera. Bisa jadi ide tersebut adalah biasa pada masa modern ini, namun Hal tersebut adalah pemikiran yang sangat revolusioner pada masanya.
Sepatu olahraga ADIDAS terbukti sangat terkenal, dalam waktu singkat, perusahaan Adi Dassler tersebut memproduksi 100 pasang sepatu olahraga setiap hari – prestasi yang lumayan untul sebuah perusahaan yang baru tumbuh. Selama akhir 1930-an, brand ADIDAS mengembangkan produknya; mereka mulai membuat sepatu olahraga khusus di desain untuk olahraga tertentu. Misalnya, mereka mulai memproduksi sepatu tenis, ice skate, dan golf.





Ketika pertama kali Adi Dassler mulai berbisnis dengan menggunakan nama ADIDAS, dia memiliki rekan bisnis, yang juga saudaranya sendiri, Rudolph Dassler. Selama tahun 1940an, visi mereka tentang bagaimana perusahaan tersebut harus berjalan mulai berbeda, dan pada akhirnya mereka memilih untuk mengambil jalan yang berbeda.
Adi melanjutkan dengan karyanya dengan sepatu olahraga, tetapi, saudaranya, Rudolph, mendirikan perusahaan pesaing: PUMA. Sebagai cara untuk membedakan tanda dari kedua perusahaan, Adi memutuskan untuk menambahkan tiga garis, sebuah icon yang tak terbantahkan sebagai brand ADIDAS yang sangat mendunia.

Sepanjang tahun 1950an, brand ADIDAS sungguh-sungguh melegenda. Dengan inovasi pertama kali sebuah sepatu bola, lengkap dengan pul-nya, perusahaan ini telah menarik perhatian semua liga sepakbola terbesar diseluruh dunia, yang tentunya terbukti sangat menguntungkan. Kenyataannya, brand ADIDAS telah mendesain sepatu bola yang dikenakan oleh tim juara pada Piala Dunia 1954, yang bertempat di Switzerland. Pada pertenganhan tahun 1950an, tepatnya tahun 1956, brand ADIDAS menjadi sponsor dalam Olimpiade Melbourne, sejak itu maka tidak ada yang memungkiri, tidak ada yang bisa menghentikan ekspansi mereka. Saat ini, ADIDAS adalah salah satu nama brand paling terkenal di seluruh dunia, sebuah prestasi hebat untuk awal yang sederhana.
Tidak sampai tahun 1960, Adidas telah mengembangkan sayapnya dan mulai memproduksi pakaian olahraga. Pada tahun 1963, mereka juga mulai berekspansi di wilayah alat olahraga, jika bukan karena manuver ini, kita tidak akan melihat bola dan perlengkapan lainnya di seluruh event olahraga sepakbola utama. Secara ikonik menjadi olahraga yang indah dengan brand ADIDAS. Hingga kini ADIDAS telah menjadi fashion yang sangat populer, tidak hanya untuk olahraga, namun juga gaya hidup.

Awal Terbentuknya Aliran Britpop

Awal Terbentuknya Aliran Britpop

Britpop dan Lirik Romantis Halo para penikmat musik. Pastinya sudah sering mendengar berbagai jenis aliran musik. Mulai dari rock, “emo”, “grunge”, jazz, sampai dangdut. Pada edisi CP sebelumnya kita membahas mengenai jazz dan perkembangannya dan kali ini, kita mengulas tentang aliran britpop dan pengaruhnya pada pertumbuhan band di Indonesia. Britpop adalah salah satu aliran musik yang mencirikan kebudayaan Inggris (British) yang lahir dari perpaduan beragam jenis musik mulai dari alternative rock, goth, punk dan indie. Istilah britpop muncul pada era 1990 yang dipengaruhi oleh musik British pop dari tahun 60-70-an (generasi pertama aliran britpop) seperti The Beatles, The Animals, dan The Rolling Stones. Musik jenis ini memang lebih mengedepankan gaya melankolis yang banyak berbicara tentang hidup dan cinta dengan lirik yang sendu dan romantis. Pada zaman keemasannya tahun 1990-an. britpop muncul menggebrak dunia musik di Amerika, yang pada masa itu dikuasai oleh genre musik alternative dan grunge. Terutama pada saat itu, Nirvana dapat menggeser pasaran dunia yang sebelumnya dipegang oleh musik-musik rock dan metal seperti yang disajikan oleh Guns ‘n Roses atau Metallica.



Britpop dikategorikan sebagai subgenre dari rock alternatif dan berasal dari Inggris Raya. Nenek moyang langsung dari gerakan Britpop yaitu Rock alternatif dari tahun 1980 dan awal 1990-an scene indie. Pengaruh The Smiths cukup besar untuk sebagian besar band Britpop.


Aliran Britpop dikembangkan sebagai akibat dari reaksi terhadap berbagai jenis musik dan tren budaya pada era 80-an dan awal 90-an, terlebih pada musik grunge dari Amerika Serikat. Kemunculan band britpop gelombang pertama kali seperti Blur dan Suede akhirnya mampu menggebrak dunia musik yang ada di Amerika. Hingga saat ini aliran Britpop masih terus menjadi daya tarik bagi penikmat musik di seluruh dunia

Asal Muasal Aliran Grunge

Asal Usul Grunge

Banyak pihak mengatakan bahwa Grunge pertama kali kemunculan nya di tahun 1980-an. Namun pada era 60-an sudah ada sebuah band yang memaikan musik grunge yaitu Crosby, Still, Nash and Young. Tapi sangat di sayangkan band-band ini tidak bertahan lama karena ledakan punk pda era 70-an. Hanya Neil Young yang masih tetap bertahan sehingga membuat band ini di juluki “The Goodfather Of Grunge”




Sebagian litelatur lainnya meyebutkan kemunculan Grunge sejak era kejayaan punk rock di tahun 1970-an dan bertempat di Minneapolis, AS. Dngan musik yang nyaris minus sound effect, kecuali suara gitar yang sangat kasar, Grunge dinilai banyak kritisi musik yang tidak lebih dari “rock n roll” minus atribut.

Grunge adalah subgenre dari aliran Alternative dengan ciri khas Distorsi gitar kenceng. riff gitar yang kasar, beat drum juga yang begitu nyaring. ditambah suara berat vokal itulah ciri-ciri aliran asli dari Grunge. Band yg bawain Pure Grunge sebut saja MUdhoney, Mother Love Bone, Greenriver, Nirvana, Butterhole Surfer.dan masih banyak lagi.

Grunge tidak lahir dngan sendirinya, Grunge tidak sma dngan hardrock atau heavy metal, tapi Grunge anaknya hardrock era 70-an dan di padukan dngan musik punk rock.

Tabir Grunge mulai terbuka pada tahun 1986 ketika kemunculan rilisan album kompilasi Deep Six. Band yang tergabung di album tersebut dianatarnya Soundgarden, Green River, dan Melvin. Begitu bebas dan lepas, cerminan yg terpantul dari sikap bermusik para pengusung Grunge.Mereka bermusik hanya untuk hobi belaka, bukan untuk mencari uang.Mereka cukup senang jika masuk dapur rekaman lalu di edarkan oleh perusahaan rekaman tampa memperdulikan pangsa pasar. Komunitas rock di seattle melahirkan kembali rilisan album kompilasi berikutnya yang jga sangat fenomenal, yaitu “Temple of The Dog”.

Gaya Hidup dan Bermusik menjadi Polemik grunge

Genre musik pastilah terpengaruh oleh gaya hidup, sperti dlam kehidupan sehari-hari. Begitu pula Musik Grunge yang dipengaruhi oleh gaya hidup NgeGrunge itu sendiri.banyak pengamat musik dan kritikus dari barat yang beranggapan bahwa gaya hidup Grunge yg asli gaya hidup yang erat kaitannya dengan sampah. Mreka makan sehari-harinya dari sampah yang dipungut dan dari koin recehan yang dilempar orang, hidup dari tunjangan sosial pemerintah, tidur mabuk di trotoar atau di bangku-bangku taman, sekali-kali ngompas dan melakukan tindak kriminal dan banyak hal lain yang kurang pantas untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karna itu bnyak band grunge yg tidak ingin di sebut bahwa mereka adalah sebuah ”grunge” dngan latar blakang yg buruk..mreka memperlihatkan gaya hidup yg sudah nyata adalah sebuah grunge dengan kesehariannya dan karyanya..mreka berbicara dan mengakuinya melalui reaksi dan sesuatu yg di perlihatkan bukan di ungkapkan..( inilah grunge yg kalian lihat,inilah grunge yg seharusnya..dan tidak seburuk anggapan bahwa grunge seperti yg di katakan oleh para mengamat pada eranya.. 

Kesimpulan : Grunge bukanlah gaya hidup yang mereka anut walaupun mereka memainkan musik Grunge, tetapi lebih pada unsur bahwa Grunge is Soul yang mencerminkan tentang kejiwaan yang redup,kebebasan,kemarahan dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan..

Para legenda band grunge Berhasil memperlihatkan bahwa grunge itu ada..tanpa harus di Bicarakan dan di akui..Karna grunge selalu dan harus lahir dari hati bagi para pencintanya..bukan di gembar gemborkan untuk lebih di kenal dunia..

Musik beraliran GRUNGE mulai dikenal antara tahun 70-90 an saat band rock Nirvana terkenal lewat singlenya Smeel Like Teen spirits. Grunge merupakan perpaduan antara Heavy Metal dngan Punk dan dasar sound yang muncul ala The Stooges dan Black Sabbath. Meski suara gitarnya mirip musik metal 70′an, tetapi estetika Grunge jauh berbeda dari musik metal tersebut. Lirik dan musiknya lebih mengarah ke punk dan idealisme indie sperti aliran American Hardcore.


 
Sya akan sedikit menyebutkan band-band Grunge yg di nilai berpengaruh besar dlam perkembangan aliran musik tersebut yaitu diantaranya Nirvana, Sound Garden dan Pearl Jam, Audioslave (semuanya dibentuk di Seattle, Washington) yang kerap di jadikan acuan bagi pengusung grunge yang lain seperti Stone Temple Pilots, Bush dan Seven Mary Three, SilverChair, Everclear, CandleBox .


Stelah mengeluarkan album kedua mreka yang bertajuk “Nevermind” Nirvana dianggap berjasa dalam mempopulerkan GRUNGE sehingga aliran tersebut menjadi mainstream di Amerika.

Sound Nirvana sendiri mirip Black Sabbath dan Cheap Trick dengan pengaruh dari band-band indie rock seperti The Vaselines dan Meat Pupppets. Jadilah musik Nirvana yang berideologi indie dngan melodi pop dan distorsi heave metal yang sangat idealis.



Di masa itu Nirvana terus Membuat Karya yg Luar biasa..Membuat album yg fantastis..Dengan aksi panggung yg sangat di nanti para penggemarnya.

Sayangnya Kesuksesan Nirvana tidak diikuti dngan kesembuhan Kurt, Kurt semakin tenggelam dlm depresinya dan beberapa kali berusaha untuk bunuh diri. Puncaknya, Kurt dikabarkan meninggal akibat bunuh diri dengan menembakan kepalanya sendiri pada bulan April 1994. Kematian Kurt membuat Krist dan Dave memutuskan untuk membubarkan Nirvana. Sbelumnya, mereka merencanakan merilis album MTV Unplugged (1994) dan From Muddy Banks of the Wishkah (1996) secara live version. Dua mantan personil Nirvana kemudian membentuk grup baru. Krist membentuk trio Sweet 75 dan Dave menjadi Gitaris dan vocalis Foo Fighters.
Kematian Kurt masih simpang siur sampai sekarang tentang kebenaran kenapa dia meninggal.

Awal Mula Lahirnya Budaya Skinhead

Sejarah dan akar budaya Skinhead sebenarnya dirintis jauh di luar Inggris, tepatnya di Jamaika, sebuah negara pulau di laut Karibia. Satu hal yg sangat penting dan perlu diketahui bahwa perkembangan budaya Skinhead tidak bisa dipisahkan dari perkembangan musik ska, dan budaya orang - orang kulit hitam di Jamaika pada umumnya. 




Bermula pada tanggal 5 agustus 1962 yang pada saat Inggris memberi kemerdekaan pada Jamaika setelah selama 300 tahun dijajah oleh negara Ratu Elizabeth II itu. Berbarengan dengan perayaan kemerdekaan Jamaika itu muncul sebuah jenis musik baru yg disebut Ska. 


Ska sendiri sebenarnya sudah dirintis perkembangannya semenjak di era 50-an dulu. Tahun 50-an adalah masa dimulainya era musik modern Jamaika, era itu dimulai dengan sebuah budaya yang sangat unik dan hanya ada di Jamaika sampai saat ini, yaitu era Sound System. Di namakan era sound system karena satu-satunya jalan bagi kalangan kelas bawah yang merupakan mayoritas di sana untuk mendengarkan musik saat itu adalah melalui sound system. Caranya adalah dengan memutar piringan hitam musik Jazz, Motown Soul dan RnB Amerika di seperangkat alat pemutar piringan hitam dan untuk pengeras suaranya dipakai seperangkat pengeras suara / sound system. Biasanya hal itu dilakukan di pesta - pesta yang digelar di jalanan, jadi benar-benar musik jalanan untuk kaum bawah yang haus hiburan tapi tidak bisa datang ke klub-klub malam yang mahal dan mewah atau pergi liburan ke tempat-tempat wisata seperti Miami, pokoknya benar-benar lower class entertainment. Tetapi bukan berarti permintaan akan LIVE musik tidak ada. 


Pada mulanya para musisi Jamaika hanya memainkan lagu-lagu Jazz dan RnB seperti Fat Domino, Louis Jordan dan Ray Charles, sampai akhirya mereka merasa perlu untuk membuat lagu sendiri dengan cara meniru gaya bermusik artis RnB di Amerika, terutama gaya bermusik Boogie Rock ala New Orleans. Namun pada kenyataannya para musisi seperti Laurel Aitken dan Skatalites gagal meniru gaya yang seperti itu, yang terjadi adalah mereka malah menciptakan gaya musik baru yg merupakan penggabungan dari musik Jazz dan RnB Amerika dengan musik traditional Jamaika yaitu Calypso dan Mento, dan hasilnya adalah sebuah formulasi musik yg dikenal sebagai Ska.


Era Ska berlangsung dari tahun 1962 sampai tahun 1966 saat ska berubah temponya menjadi sedikit lebih lambat dan nge-Soul, tempo dan gaya ini disebut Rocksteady, Aliran inilah yg kemudian berevolusi lagi menjadi musik yg saat ini dikenal dunia sebagai Reggae. Satu hal yg sangat penting dari era ska di Jamaika yg erat hubungannya dgn sejarah budaya Skinhead adalah kemunculan para Rude boy.

 

Para Rude boy ini adalah anak - anak muda yg terpikat dgn segala janji - janji muluk tentang kemakmuran setelah kemerdekaan Jamaika. Mereka berurbanisasi secara besar-besaran dari kota-kota seperti Negril dan Port Royal ke Kingston town, ibu kota Jamaika dgn harapan bisa mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Namun akibat dari skill dan pendidikan mereka yg rendah serta langkanya lapangan pekerjaan di Kingston membuat mereka menjadi pengangguran dan akhirnya terpaksa bertahan hidup dgn menjadi preman jalanan, sebagian besar bahkan terlibat dalam kejahatan terorganisasi. 


Mereka terpaksa tinggal di daerah-daerah kumuh seperti Orange Street dan Trench Town yang sarat dgn permasalahan sosial seperti perdagangan ganja dan perkelahian antar gank. Kehidupan keras inilah yg membuat mereka menjadi kasar dan tangguh (rough & tough), serta terbiasa dgn kekerasan dan kejahatan, dari sinilah muncul istilah “Rude boy” yg kira-kira artinya adalah “Preman Jalanan”. 


Rude boy itu tangguh seperti seekor singa dan kuat seperti baja, begitulah katanya Derrick Morgan dalam lagu Rougher than Rough….., mereka berkeliaran di jalan-jalan kota Kingston dengan pistol ataupun belati di balik setelan jasnya. Pandangan akan preman jalanan dan penjahat inilah yang menjadikan mereka sebagai kaum yg ditolak keberadaannya oleh masyarakat. Rude boy inilah para fans musik ska saat itu, hal ini mungkin dikarenakan ska yg musisinya berasal dari ghetto (daerah kumuh) sama seperti mereka, sehingga ska identik dgn pemberontakan dan diberi label musik kelas bawah. Hal lain yang sangat menonjol dari para Rude boy ini adalah gaya mereka yg cool, cara berpakaian mereka yg necis, rapih dan elegan. Setiap uang yang mereka hasilkan pastilah dihabiskan untuk membeli setelan jas, sepasang sepatu kulit warna hitam yang disemir mengkilat, topi pork pie dan kaca mata hitam, benar-benar sebuah anti tesis terhadap latar belakang mereka yang berasal dari kelas bawah yang miskin. 

Tahun 1966 berbarengan dgn berubahnya Ska menjadi Rocksteady dan keadaan ekonomi Jamaika yang semakin terpuruk, kekerasan dan kejahatan yg dilakukan para Rude boy semakin menjadi-jadi, hal ini semakin diperparah dgn adanya campur tangan dari para politisi yg memakai mereka sebagai body guard untuk menjalankan kepentingan politiknya. Akibatnya pertarungan antar gank Rude boy semakin sering terjadi, masing-masing mati-matian membela teritorial dan kepentingan politik tuannya, korban pun berjatuhan, Kingston pun menjadi medan perang. Opini publik pun langsung menghakimi para Rude boy dan meyerukan pelucutan senjata dan penangkapan para Rude boy secara besar-besaran. Akibatnya tak sedikit dari mereka yang dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan yang benar, dan yang lebih menyakitkan para politisi yang mereka bela sama sekali tidak membela mereka, bahkan malah memojokkan mereka. Para musisi Ska yang mempunyai hubungan erat dgn para Rude boy segera merespon hal ini, mereka menciptakan lagu-lagu yang membela para Rude boy, namun sekaligus melakukan penyadaran terhadap mereka melalui lirik lagu mereka seperti 007 shanty town ( Desmond Dekker), Too hot (Prince Buster), Rougher than rough (Derrick morgan), Cry though ( Alton ellis), serta yg paling legendaris Rudy, a message to you (Dandy livingstone) yang kelak di populerkan kembali oleh The Specials. 

Keadaan Jamaika yang semakin morat marit membuat sebagian penduduknya berimigrasi ke Inggris, tentunya dgn harapan akan penghidupan yang lebih layak. Para imigran inilah yang membawa budaya kulit hitam Jamaika terutama musik Ska / Rocksteady / Reggae ke negeri berbendera Union Jack tersebut. Di antara mereka bahkan ada beberapa musisi kenamaan Jamaika seperti Laurel Aitken yang kelak di sebut-sebut sebagai The God Father of Ska dan Rico Rodrigues seorang pemain trombone yang pernah bergabung dgn band ska pertama di dunia, The Skatalites, dan tentunya beberapa Rude boy pun ikut dalam gelombang imigrasi ini, di sinilah mereka bertemu dgn budaya anak muda kulit putih Inggris yg menamakan dirinya Mods….,,

Anak-anak muda yang menamakan diri mereka Mods muncul di Inggris untuk pertama kalinya di akhir tahun 50-an. Nama budaya mereka yang merupakan singkatan dari “modernisme” diambil dari penolakan mereka atas Tradisional Jazz yang melanda Inggris beberapa saat sebelum era The Beatles.

Mods pada awalnya adalah fans berat musik Modern Jazz seperti Dave Bruebeck, hal itu tidaklah berlangsung lama sampai akhirnya mereka jatuh cinta pada Black music dari Amerika seperti Northern Soul, RnB, dan tentunya musik Ska Jamaika. Budaya ini juga dikenal sebagai pihak yg membidani lahirnya “Garage band” yang paling berpengaruh di abad 20, yaitu The Who dan The Small Faces. Seperti halnya budaya anak muda lainnya Mods pun mempunyai cara berpakaian tersendiri, malahan hal itu adalah hal yang terpenting bagi mereka. Layaknya para Rude boy di Jamaika, para Mods ini berpakaian sangat rapih dan necis, setelan jas buatan Italia, sepasang sepatu brogues, parka (semacam mantel untuk berkendaraan) dan yang terpenting dari semuanya, Scooter (biasanya bermerek Lambretta).

Mereka biasanya nongkrong di kafe-kafe atau coffee shop seputaran London, tentunya sambil mendengarkan Soul, RnB, dan Ska. Satu hal yang paling penting di ingat di sini bahwa Mods sangat-sangat mengejar Fesyen terutama merek-merek tertentu seperti kemeja Jaytex, hal itu karena ide dasar dari Mods adalah bagaimana caranya untuk terlihat lebih cool dan bergaya ketimbang orang-orang normal, bergaya seperti seorang pekerja mapan walaupun kenyataanya mereka masih sekolah. Pada awalnya anak-anak muda yang mengadopsi Mods sebagai identitas diri sangatlah sedikit, tapi memasuki tahun 1962 budaya ini semakin banyak pengikutnya, walaupun belum sampai pada taraf trend atau mewabah. Tapi dibalik penampilan mereka yang cenderung terlihat seperti kelas menengah, sebenarnya Mods adalah murni budaya kelas pekerja. Hal yang membuat para Mods berpenampilan seperti itu adalah karena budaya mereka sebenarnya merupakan sebuah kontra budaya terhadap Teddy Boys / greasers / rockers yang muncul beberapa dekade sebelumnya. Semua hal dari pakaian, musik yang didengarkan, kendaraan sampai cara berpikir Mods adalah kebalikan 180 derajat dari para rockers. Mods tampak necis dgn setelan jas buatan italianya, sedangkan Rockers tampil gahar dgn celana kulit dan jaket kulitnya, 

Mods mendengarkan Soul, RnB dan Ska, sedangkan Rockers mendengarkan Rock N’ Roll, Mods berkeliaran di jalan - jalan dgn scooter Lambrettanya, sedangkan Rockers dgn motor Harley Davidsonnya, dan masih segudang hal bertentangan lainnya. Pertentangan ini membuat mereka membenci satu sama lain, tak jarang hal itu mengakibatkan perkelahian di antara mereka, yang paling legendaris adalah perkelahian di Bank Holiday (semacam liburan musim panas) di tepi pantai Brighton tahun 1964. 

Hal itulah yang membentuk opini publik yang buruk terhadap mereka, layaknya Rude boy di Jamaika, Mods di anggap sebagai berandalan, kaum yang ditolak keberadaanya oleh masyarakat. Semenjak pasca PD II telah terjadi imigrasi penduduk Jamaika ke Inggris, hal ini terjadi gelombang demi gelombang dan mencapai puncaknya antara tahun 1964 – 1966. Para imigran kulit hitam ini tinggal di daerah-daerah tempat kelas pekerja Inggris tinggal, di sinilah terjadi interaksi budaya antara Mods dan anak2 muda imigran Jamaika. Fenomena Rude Boy yang terjadi di Jamaika ternyata dgn cepat menyebar di antara anak-anak muda imigran Jamaika kelahiran Inggris, ditambah datangnya beberapa orang Rude boy “asli” kingston di lingkungan mereka. Dengan cepat mereka mengadopsi cara berpakaian Rude boy di Kingston dan mendengarkan musik yang saat itu sedang hits di Jamaika seperti Prince Buster dan Alton Ellis. Gaya Rude boy ini segera saja mewabah pula dikalangan Mods, ketertarikan mereka terhadap musik Jamaika yang sudah ada semenjak awal perkembangan budaya ini pun menjadi semakin besar, bahkan Pork Pie Hat ala Prince Buster pun menjadi aksesoris wajib. 

Ska tiba-tiba saja menjadi musik utama para Mods, kepopuleran Prince Buster dikalangan Mods tiba-tiba saja mengalahkan artis - artis motown seperti Martha Reeves and The Vandelas ataupun Marvin Gaye. Dan yang terpenting kini mereka punya sekutu baru dalam melawan Rockers, para anak muda imigran kulit hitam asal Jamaika, ya…. Para “UK based Rude boy”. Di tahun 1967 budaya Mods semakin mewabah di Inggris, sampai-sampai lagu Prince Buster berjudul “Al Capone” mencapai nomor 18 di tangga lagu nasional Inggris, padahal hanya para Mods lah yang mendengarkannya. Mewabahnya Mods membuat budaya ini mulai kehilangan esensi dan pemikiran dasarnya. Mods yang pada awalnya adalah murni budaya kelas pekerja kini mulai tercemar dgn masuknya anak-anak kelas menengah bahkan kelas atas yang sebenarnya hanya tertarik dgn fashion Mods tanpa tahu dasar pemikiran budaya ini. Tiba-tiba saja Mods hanyalah tentang pakaian bagus dan mahal, bahkan seorang Mods yang tidak berpakaian seperti itu pasti akan ditertawakan dan tak akan di terima oleh Mods lainnya. Hal ini tentu saja tak masalah bagi mereka anak-anak kelas menengah yang orang tuanya kaya raya, tapi masalah besar bagi anak-anak kelas pekerja, bayangkan….. uang saku mereka hanyalah 10 pound perminggu, sedangkan harga pakaian yang “ dianggap” sebagai pakaian Mods yang benar saat itu adalah 15 pound….!!! Pada akhirnya apapun di dunia ini adalah tentang kelas, hal itu pulalah yang terjadi pada Mods. Pembagian pun segera terjadi, Mods kelas menengah di satu sisi, dan Mods kelas pekerja di sisi lainnya. 

Para Mods kelas pekerja ini menolak cara berpakaian mewah ala para Mods kelas menengah, terlebih lagi di antara anak-anak kelas menengah itu mulai berjangkit pola pikir “generasi Bunga / hippies”. Mods kelas pekerja ini tiba-tiba saja menjadi kontra budaya terhadap “Mods kelas menengah. Cara berpakaian mereka berubah menjadi lebih “Hard”. Setelan jas buatan Italia di gantikan dgn kemeja Ben Sherman, jaket Denim dan celana jeans Levi’s 501, dan yang cukup ekstrim : rambut klimis mereka di cukur semakin pendek (hampir botak) dan sepatu kulit yang mewah dan mengkilat digantikan dengan Boots yang biasa dipakai pekerja industri logam atau pekerja tambang. Cara berpikir dan tingkah laku mereka pun semakin jauh berbeda dgn “Mods tradisional”, anak-anak kelas pekerja ini lebih agresif, lebih suka melakukan kekerasan dan lebih provokatif terhadap musuhnya para Rockers, karenanya mereka mendapatkan julukan baru : Hard Mods. Pada akhir tahun 1968 para Mods Tradisional yang kebanyakan adalah anak kelas menengah masuk ke kuliah-kuliah seni, sebuah hal yang mustahil di dapat para Hard Mods. 

Hari-hari di kampus kuliah seni inilah yang membuat para Tradisional Mods ini akrab dgn Pop Art, musik Rock Kontemporer ala The Cream, dan yang paling esensial Pola Pikir Hippie yang semakin melekat di otak mereka dari hari ke hari, ya…. Mods kelas menengah berevolusi menjadi Hippies, dan menyerahkan jalan2 kosong di se-antero Inggris kepada sekelompok anak muda tangguh yang kelak dinamakan Skinhead.


Pada dasarnya Skinhead adalah gelombang baru dari budaya Mods yang sudah berkembang beberapa tahun sebelumnya. Pada awalnya mereka disebut sebagai Hard Mods, sebuah sebutan yang mengacu pada dandanan, tingkah laku dan pola pikir mereka yang lebih keras dari pada Tradisional Mods. Para Skinhead ini lebih terkesan berandalan dari para pendahulunya, mereka lebih sering melakukan kekerasan, sebuah perilaku alami dari anak-anak kelas pekerja yang tak puas dengan kenyataan hidupnya. Satu hal yang perlu diingat disini bahwa sebenarnya kemunculan para Skinhead ini adalah sebuah penolakan terhadap cara berpikir Mods yang saat itu mulai kehilangan esensinya (Sebagian besar para Mods saat itu menjadi Hippies). Mereka adalah orang-orang yang menolak cara berpakaian Tradisional Mods yang saat itu sangatlah mahal dan tidak bisa dibeli oleh anak-anak kelas pekerja seperti mereka.


Namun layaknya Mods, Skinhead pun sangat menghormati cara berpakaian yang necis dan rapih. Bedanya dengan Mods, ide dasar dari fashion Skinhead adalah bagaimana caranya agar terlihat rapih, necis, elegan, namun pada saat yang sama juga terlihat keras, gahar, dan berandalan. Hasilnya adalah sebuah dandanan yang benar-benar berbeda dengan para Mods, setelan jas mahal di tinggalkan, sebagai gantinya mereka memilih kaus kerah Fred Perry, kemeja Ben Sherman, Levi’s Staprest ataupun Levi’s Jeans 501, sebagai pelengkap adalah bretel untuk menahan celana agar tetap berada di atas pinggul, lalu jaket Harrington, jaket jeans atau Crombie (sejenis jas panjang). Sepatu dansa digantikan dengan Industrial Boots, sebelum akhirnya Boots bermerk Dr Martens keluar di pasaran, dan menjadi pilihan yang lebih populer. Potongan rambut pun semakin hari dicukur semakin pendek, dalam beberapa kasus bahkan hampir botak sehingga orang-orang bisa melihat kulit kepala mereka di sela-sela rambut mereka yang sangat pendek, dari sinilah muncul sebutan ‘Skinhead’. Begitu pula dengan para wanitanya, potongan rambut merekapun sangatlah pendek, sebutan bagi potongan rambut seperti ini adalah Feather cut (sangat pendek pada bagian atasnya namun di biarkan tetap panjang pada bagian samping dan biasanya berponi pada bagian depannnya). 

Sebagai kendaraan Scooter tetaplah populer layaknya di kalangan Tradisional Mods, namun kini hal itu bukanlah lagi sebuah keharusan, bagi Skinhead scooter hanyalah sebagai kendaraan untuk bepergian bukan sebuah benda untuk di pamerkan pada teman-teman mereka, seperti di kalangan Mods, (jadi, punya bagus, tidak punya ya tidak apa-apa). Pakaian-pakaian itu menjadi pilihan mereka karena semua barang tersebut harganya murah dan terjangkau oleh kantong anak-anak kelas pekerja saat itu. Hal lain yang menjadi alasan pemilihan pakaian tersebut adalah karena semua pakaian itu lebih cocok sebagai “seragam dinas perkelahian di jalanan” ketimbang setelan jas ala Tradisional Mods, walaupun sepatu dansa dan setelan jas tetap dipakai dalam beberapa kesempatan. Layaknya Rude boy di Jamaika, kekerasan pun adalah hal yang sangat identik dengan budaya Skinhead. Perkelahian jugalah yang menjadi alasan kenapa Boots menjadi pilihan, terutama yang dilapisi baja pada ujungnya (Steel Toe), sehingga bisa dijadikan senjata untuk mencederai lawan. Begitu jugalah alasan kenapa potongan rambut “hampir botak” menjadi pilihan mereka, yaitu agar rambut itu tak bisa dijambak saat bekelahi dengan musuh, dan di era itu biasanya para laki-laki memelihara cambang, itu jugalah yang dilakukan para Skinhead ini. Perkelahian inilah yang membuat reputasi mereka buruk di kalangan masyarakat umum, Skinhead adalah berandalan jalanan yang ditolak keberadaannya oleh masyarakat.


Pada akhir tahun 1968 jumlah para Hard Mods semakin banyak, seiring semakin banyaknya anak-anak muda kelas pekerja yang menolak pola pikir Mods tradisional. Gank-gank Hard Mods pun bermunculan di kota-kota seperti London, Birmingham, Liverpool, New Castle dan Glasgow ( Gang nya yang bernama Glasgow Spy Kids sangat terkenal hingga hari ini akan reputasi kekerasannya ). Pada awalnya sebutan bagi mereka berbeda-beda di setiap kota, yang paling umum adalah Clean Heads, Shave Heads, Spy kids dan Peanuts (mengacu pada bunyi scooter yang dikendarai mereka). Di tahun 1969 penolakan terhadap budaya Mods kelas menengah yang saat itu sudah tercemar pola pikir generasi bunga pun semakin menjadi-jadi, pemisahan antara tradisional Mods yang telah berevolusi jadi Hippies dan Hard Mods / Skinhead pun tak terhindarkan lagi. Para Hippies yang rata-rata kelas menengah inilah yang menjadi musuh utama para Skinhead. Perkelahian yang berujung pada kekerasan ini terjadi di setiap kesempatan mereka bertemu, namun yang paling besar terjadi di Bank Holiday tahun 1968 dan 1969, di sinilah Skinhead menjadi perhatian media untuk pertama kalinya.


Satu hal lagi yang membentuk budaya Skinhead adalah kerusuhan yang terjadi di teras sepak bola. Inggris memang adalah sebuah negara dengan budaya sepak bola yang kuat mengakar. Semenjak kemenangan Inggris di Piala Dunia tahun 1966 sepak bola menjadi semakin menarik perhatian anak-anak muda Inggris saat itu. Tradisi menonton sepak bola di akhir pekan bersama para Ayah sedikit demi sedikit mulai menghilang, seiring dengan pekerjaan paruh waktu yang banyak dilakukan anak-anak kelas pekerja saat itu yang membuat mereka mempunyai uang sendiri untuk membeli tiket masuk ke petandingan sepak bola. Kekerasan dan Hooliganisme memang sudah membudaya di dunia persepakbolaan Inggris selama berabad-abad sebelumnya, namun memasuki era 60-an hal itu semakin terorganisasi. Para hooligans ini kebanyakan adalah para Hard Mods yang tampil gahar dengan jeans dan sepatu boots seperti yang di paparkan di atas. Hooliganisme terorganisasi atau lebih di kenal dengan sebutan ‘Firm / Mobs’ ini semakin mewabah di musim kompetisi 1968 – 1969. Saat itu hampir semua tim wilayah selatan dan utara Inggris mempunyai gank hooligan yang semua anggotanya adalah Skinhead. Mereka biasanya membuat kerusuhan tak hanya di luar lapangan, tapi juga di dalam lapangan, berkelahi dengan suporter lawan dan tentunya dengan polisi. Dalam waktu singkat media seperti The Sunday Mirror, Suns dan The Football Mail mengasosiasikan Skinhead dengan kerusuhan tersebut. 

Pada awalnya berita tersebut biasa-biasa saja namun lama kelamaan pemberitaan itu semakin berlebihan dan berat sebelah, menempatkan Skinhead sebagai terdakwa tunggal bahkan jika kerusuhan tersebut bukan terjadi karena ulah mereka. Perkelahian dan kerusuhan terjadi hampir di tiap pertandingan, terutama di wilayah utara dimana sepak bola dan budaya Gank suporternya lebih populer ketimbang berdansa di club malam seperti di selatan Inggris. Perkelahian yang semakin sering terjadi membuat para Skinhead merasa perlu untuk mempersenjatai diri. Boots kini di rasa tak lagi cukup, kini mereka mempersenjatai diri dengan pisau belati atau pisau lipat yang biasa di gunakan untuk mencukur rambut (Razor). 

Senjata tersebut bahkan kemudian di gunakan dalam perkelahian melawan Hippes, Rockers, Greaser, dan Hell Angels. Skinhead kini semakin identik dengan kenakalan remaja bahkan kekerasan dan kejahatan serius, hal itu membuat mereka diwaspadai keberedaannya oleh masyarakat terutama polisi. Berkelahi di jalanan, membuat rusuh di teras sepak bola, memukuli Hippies, (bahkan) Mods di Bank Holiday, ya… budaya baru ini benar-benar identik dengan kekerasan. Tapi ada saat di mana mereka meninggalkan Ya…..!!! Hal berikutnya yang membentuk budaya Skinhead yang berasal dari budaya Mods dan akan dipegang teguh oleh para Skinhead sampai kapanpun adalah kecintaan mereka kepada musik kulit hitam sperti RnB, Soul (keluaran Tamla, Stax dan Motown ) dan musik Ska / Reggae asal Jamaika. Yang membedakan Skinhead dengan Mods dalam hal musik yang di dengarkan adalah: Mods memang sangat menyukai Soul dan Ska (mereka menyebutnya Bluebeat, nama label yang merilis Prince Buster di Inggris ), namun hasrat utama mereka adalah lagu-lagu dari The Who dan The Small Faces, sedangkan Skinhead lebih suka mendengarkan musik Jamaika yang saat itu telah berevolusi menjadi Reggae, ya….Skinhead sangat identik dengan musik Reggae. Kenapa para Skinhead mengadopsi Reggae sebagai musiknya telah banyak di perdebatkan saat ini. Teori pertama adalah hal itu disebabkan oleh para Skinhead ini tinggal bertetangga dengan para imigran Jamaika sehingga ada interaksi budaya di antara mereka, salah satunya adalah musik Reggae. Hal tersebut menyebabkan para Skinhead ini terpengaruh oleh budaya dan penampilan Rudeboy di Jamaika, termasuk celana yang diperpendek atau digulung di atas mata kaki untuk memperlihatkan Boots 8 atau 10 lubang yang saat itu populer di kalangan para Skinhead. ‘Baik Mods dan kemudian Skinhead sangat mencintai dan terinspirasi oleh budaya Rude boy Jamaika, dan menggabungkannya dengan budaya kelas pekerja Inggris untuk membentuk sebuah budaya baru yaitu budaya Skinhead’. Teori kedua adalah hal ini disebabkan oleh warisan dari budaya Mods dan terlebih lagi karena kepopuleran Ska yang semakin meningkat semenjak lagu My Boy Lollypop (Millie Small) bertengger di posisi nomor 1 di tangga lagu nasional Inggris pada tahun 1964. Teori ketiga adalah hal ini disebabkan oleh harga piringan hitam Reggae yang saat itu murah, sehingga mudah bagi para Skinhead untuk mendapatkannya. Namun teori yang paling banyak di setujui adalah: pengadopsian Reggae sebagai musik Skinhead saat itu di sebabkan oleh penolakan mereka terhadap musik Progresif Rock ala band-band Woodstock seperti The Cream dan Jimmy Hendrix yang di sukai oleh para Hippies, ya…. Skinhead adalah sebuah budaya penolakan terhadap budaya Hippies yang cenderung kelas menengah. Namun apapun alasannya, pada saat The Pioneers merilis Longshot Kick The Bucket dan mencapai sukses di bulan oktober 1969, lalu disusul dengan lagu Desmond Dekker yang bejudul Israelites yang meraih posisi pucak pada akhir tahun 1969, Skinhead dan Reggae pun menjadi semakin identik, dan munculah sebutan baru bagi genre musik ini: ‘Skinhead Reggae’. Namun hal utama yang membuat Skinhead tertarik pada Reggae tentulah iramanya yang riang dan mengajak tubuh secara alami untuk berdansa. Kenyataanya lirik lagu tidaklah penting karena sedikit sekali Skinhead saat itu yang mengerti bahasa ‘slang’ Jamaika yang digunakan dalam lagu-lagu Reggae. Buktinya adalah: Israelites-nya Desmond Dekker boleh saja laku sebanyak 8 juta copy di seluruh dunia saat itu, tapi coba tanya apa isi dari liriknya pada 10 orang Skinhead maka kau akan mendapatkan 10 jawaban berbeda pula. ‘Dan itulah hal-hal yang membentuk Budaya ini, dari Gang Hard Mods di jalanan dengan scooternya, Bootboys / Hooligans di teras sepak bola, dan Rude boy di lantai dansa datanglah anak-anak kelas pekerja bernama Skinhead….’


Musik Ska Jamaika memang sudah masuk ke Inggris semenjak awal dekade 60-an dan sempat populer di pertengahan dekade tersebut. Itu semua berkat kepiawaian para promotor musik yang memboyong artis-artis Jamaika ke Inggris seperti Christ Blackwell pemilik Island Records. Namun hal yang terjadi pada Ska tersebut berbeda dengan hal yang terjadi pada Reggae. Walaupun secara teori Reggae adalah ‘bentuk baru’ dari Ska, hal tersebut tidaklah membuat Reggae langsung populer di Inggris. Pada awal masuknya Reggae ke daratan Inggris di tahun 1968, stasiun-stasiun radio dan media musik hampir tak memberikan dukungan pada Reggae. Kenyataanya bahkan mereka mengkritisi Reggae sebagai musik yang masih mentah (Reggae kadang-kadang hanya menggunakan 2 kunci gitar dan berdurasi 2 atau 3 menit, benar-benar kontras dengan Progresif Rock yang rumit dan berdurasi 6 sampai 8 menit), lebih dari itu mereka menyebutnya sebagai musik ‘yobbo (kasar dan Bodoh)’. Asosiasi Reggae dengan Skinhead pun membuat musik ini dijauhi pasar mainstream. Akibatnya jika tak ada publikasi dan pemberitaan di media tentu saja tak akan bisa masuk tangga lagu dan sedikit sekali toko yang mau menjual piringan hitam artis-artis Reggae seperti Bob Andy, Desmond Dekker dan Toots and The Maytals. Saat itu Reggae hanya di putar di pub-pub dan club-club malam seperti Ram Jam club, Golden star club, The Ska Bar, dll, yang sebagian besar pengunjungnya adalah para Skinhead, yang segera mengadopsi musik ini sebagai bagian terpenting dari budaya baru mereka. Namun seiring semakin membesar dan mewabahnya budaya Skinhead di Inggris, maka Reggae pun semakin populer, hal inilah yang mengantarkan lagu-lagu Reggae ke puncak tangga lagu nasional, lalu tiba-tiba saja Reggae menjadi kesukaan semua orang, bukan hanya Skinhead saja.


Perusahaan rekaman paling terkemuka yang memproduksi dan menyalurkan rekaman piringan hitam Reggae saat itu adalah Trojan Recods. Perusahaan ini didirikan oleh Island Records dan Beat and Commercial Company (B & C) di tahun 1968. Tapi kemudian Christ Blackwell si pemilik Island records menarik diri dari kepemilikan saham Trojan records, menyerahkan seluruh perusahaan itu pada Lee Goptal pemilik B & C company yang tadinya adalah seorang akuntan. Saingan utama dari Trojan records adalah Pama records dan label-label yang disubsidinya yang merupakan milik dari Harry Palmer dan dua orang saudaranya. Masing-masing label tersebut mepunyai artis - artisnya sendiri - sendiri yang populer di kalangan Skinhead saat itu. Di pihak Trojan ada artis-artis seperti: Desmond Dekker, Judge Dread, Toots and The Maytals, Harry J allstars, The Pioneers, The Maytones, Joe white, Clancy Ecccles, Symarips dan banyak lagi, sedangkan di pihak Pama ada: Laurel Aitken, Derrick Morgan, Pat kelly, The Marvels, Alton Ellis, The Upsetter dan banyak lagi. Persaingan antara kedua label ini dimanfaatkan oleh produser - produser Jamaika yang tidak jujur untuk menghasilkan uang lebih banyak, tak jarang mereka teken kontrak dengan kedua label tersebut tanpa sepengetahuan salah satu dari mereka. Namun persaingan ini di menangkan oleh Trojan, dengan lebih dari 40 buah label yang disubsidinya, label itu menguasai 80 % pasar musik Reggae saat itu. Pada akhir tahun 1969 Trojan merilis sebuah hits Reggae yang kelak menjadi sangat legendaris dalam budaya Skinhead, yaitu Skinhead Moonstomp oleh Symarips (alias The Pyramids). Skinhead Moonstomp ini kemudian bahkan menjadi semacam standar bagi lagu - lagu Skinhead Reggae, padahal irama-nya adalah jiplakan dari Moonhop-nya Derrick Morgan yang dirilis oleh Pama. Terlepas dari hal tersebut Skinhead Moonstomp adalah lagu Reggae pertama yang membahas Skinhead dalam liriknya, hal itu membuat Skinhead kini seakan punya corong publikasi tersendiri, terlebih lagi hal itu membuat semakin kuatnya hubungan emosional antara artis - artis Reggae Jamaika dengan para Skinhead, anak kelas pekerja Inggris yang menjadi fans utamanya. Skinhead Moonstomp kemudian disusul oleh lagu-lagu lain yang menjadikan Skinhead sebagai objek bahasan dalam lirik, diantaranya adalah Skinhead girl, Skinhead Jamboree ( The Symarips ), Skinhead shuffle ( The Mohawk ), Skinhead Train ( Laurel Aitken ), Skinheads don’t fear dan Skinhead Moondust ( The Hot Rod All stars ), Skinhead Revolt ( Joe The Boss ), Skinhead a message to you ( Desmond Riley ), Skinhead a Bash them ( Claudette and The Corporation ), dan masih banyak lagi. 

Populernya Skinhead Reggae di Inggris saat itu bahkan kemudian membuat Ska dan Rocksteady kembali populer di lantai-lantai dansa klub - klub malam. Musik favorit lainnya di kalangan Skinhead saat itu adalah musik Soul Amerika yang lebih di kenal dengan istilah ‘Northern Soul’ yang dirilis di bawah label Tamla Motown, Stax dan Atlantic Records. Artis - artisnya antara lain adalah Martha Reeves and The Vandelas, Smokey Robinson, Aretha Franklin, The Miracles, The Supremes, Ray Charles, dll, yang sudah ngetop semenjak awal dekade 60-an. Tidak seperti Reggae, Soul mendapatkan dukungan publikasi penuh dari media, sehingga lebih populer di kalangan umum, namun Reggae tetaplah musik nomor satu bagi para Skinhead. Bahkan di awal tahun 1970 diadakan Carribean Music Festivals yang di hadiri 9000 penonton, disusul dengan The UK Reggae Tour yang menampilkan The Upsetter, The Pioneers, Jimmy Cliff, Harry J Allstars, Desmond Dekker, Max Romeo, dll, yang berkeliling Inggris selama 4 minggu. Klub - klub kenamaan di London pun secara reguler menampilkan artis - artis Jamaika. Reggae benar - benar populer saat itu, dan fans fanatiknya adalah Skinhead, bahkan tak sedikit dari mereka yang menjadi kolektor serius musik Jamaika. Beberapa di antara mereka bahkan menjadi DJ Reggae dan memulai bisnis sound systemnya sendiri. Bahkan ada semacam peraturan tak tertulis saat itu, yaitu semakin banyak koleksi yang dimiliki seorang Skinhead maka ia akan semakin dihormati, tak heran Skinhead saat itu menghabiskan sebagian besar uangnya untuk membeli piringan hitam Reggae.Memasuki era 70-an budaya Skinhead menjadi semakin besar dan semakin jauh meninggalkan ‘bapaknya’ para Mods. 

Budaya ini semakin identik dengan kekerasan, seiring dengan pemberitaan di media massa yang semakin hari semakin memojokkan mereka. Saat itu semakin banyak anak-anak muda yang bergabung dengan budaya ini, sayangnya mereka terpengaruh dengan reputasi Skinhead yang dibentuk oleh media, sehingga mereka kira Skinhead hanyalah tentang kekerasan, rusuh di stadion sepak bola dan memukuli siapapun yang tidak mereka sukai. Kelak reputasi kekerasan ini semakin diperparah dengan turut campurnya kekuatan politik sayap kanan yang menyusupi budaya Skinhead. Semenjak tahun 1971 musik Reggae di Jamaika sendiri berubah seiring dengan merebaknya paham Rastafarian (sebuah paham yang mengajarkan bahwa Ras kulit hitam di luar Afrika harus kembali ke Afrika, Tanah yang dijanjikan bagi mereka) di negeri itu. Reggae tiba-tiba adalah tentang Zion, Jah, Babylon, dan semua hal berbau afrika, tak ada lagi lagu-lagu tentang para Skinhead di daratan Inggris, hal ini tentu saja seakan memutus hubungan emosional antara Jamaika dan budaya Skinhead. Musik soul sendiri kini telah berevolusi sedemikian rupa menjadi musik Disco, membuat Skinhead semakin kehilangan jati dirinya. Kini hanya tinggal kekerasan sajalah yang menjadi identitas budaya ini, tiba-tiba saja kau adalah orang yang bersalah di mata masyarakat jika kau adalah seorang Skinhead. Hal ini membuat para Skinhead yang lebih tua dan merupakan pelopor budaya ini semakin muak dengan keadaan saat itu. Semakin kau tua maka kau semakin dewasa dan tak mau lagi melakukan hal-hal bodoh seperti berkelahi di jalanan tanpa tujuan yang jelas. Memasuki tahun 1972 budaya Skinhead semakin kehilangan arahnya, tapi budaya ini tidaklah musnah atau hilang begitu saja layaknya sebuah trend, kenyataanya budaya Skinhead terus berkembang seiring lahirnya generasi baru budaya ini…..cerita ini pun berlanjut dengan para tokoh yang merupakan ‘anak-anak’ dari budaya Skinhead yang bernama: Suedehead, Smoothies, Bootboys, dan Clockwork Skinhead.


Terlepas dari sebuah ketetapan hati bahwa menjadi Skinhead adalah ‘kontrak seumur hidup’, namun pada kenyataannya akan tiba waktu dimana setiap Skinhead meninggalkan Jeans dan Levi’s Stapress, kemeja Ben Sherman, Bretel (suspender) dan Dr Marten Boots-nya. Itulah kenyataan hidup yang harus kau hadapi, kau tak bisa lagi bergaya seperti seorang berandalan jalanan saat umurmu mendekati 30 tahun bahkan lebih, karena kehidupanmu harus terus berlanjut ketingkatan yang lebih tinggi, bekerja, menikah dan mempunyai anak-anak yang harus kau hidupi. Apalagi jika penampilan tersebut mulai mengganggu kehidupan sosialmu, ‘terima kasih pada Media yang telah dengan suksesnya membunuh karakter budaya Skinhead’. Di awal dekade 70-an jangan harap kau dapat pekerjaan jika orang - orang tahu kalau kau adalah seorang Skinhead, kau akan segera ditolak jika datang melamar pekerjaan dengan memakai ‘seragam’ Skinhead-mu, kalaupun jika kau mendapatkan pekerjaan itu, maka mereka menyuruhmu untuk menumbuhkan rambutmu. Skinhead benar - benar sesosok mahluk yang ditolak keberadaannya saat itu, dan ‘Media adalah dalang di balik semua ini, mereka dengan sukses membentuk anggapan bahwa Skinhead tak lebih dari sekedar Gangster botak yang kejam, tak berperasaan dan tak berotak’. Seorang Skinhead tanpa alasan yang tepat bisa saja ditangkap polisi bahkan ketika dia sedang duduk-duduk di taman, sedang minum bir di pub, atau saat membeli tiket pertandingan sepak bola. Hidup benar - benar berat bagi mereka saat itu, mereka adalah kaum terbuang dari masyarakat yang munafik.


Yah….. sering kali dalam hidup ini kita harus berurusan dengan hal-hal yang kita benci, tapi kita harus melakukannya jika ingin bertahan hidup. Hal itulah yang terjadi dengan para Skinhead di awal tahun1970-an, di satu sisi mereka cinta dengan budaya yang ‘mengontrak’ mereka seumur hidup, namun di sisi lain hidup mereka pun harus terus berlanjut, mereka tak bisa selamanya hidup di bawah ketiak Ayah dan Ibunya, prioritas hidup mereka kini telah berubah. Akibat dari keadaan tersebut adalah: memasuki tahun 1970 banyak Skinhead yang menumbuhkan rambutnya menjadi sedikit lebih panjang agar tidak dikenali orang-orang awam sebagai seorang Skinhead, hooligans, bovver boys atau sebutan apapun yang berkonotasi negatif. Setelan jas yang tadinya hanya dipakai pada kesempatan tertentu kini dipakai hampir setiap hari. Pakaian menjadi sedikit lebih kalem, bahkan sepintas seperti Mods. Levi’s sta-press, kaus Fred Perry, kemeja Ben Sherman, jaket Harrington, bahkan crombie kini semakin populer dipakai, di kemudian hari bahkan muncul sebuah sebutan baru yang menjadi sub-budaya Skinhead bernama Crombie boys. Sepatu loafers terkadang di pakai sebagai ganti Boots yang berkonotasi negatif (saat itu jika kau memakai boots maka kau diidentikkan dengan orang-orang yang melakukan kekerasan diteras sepakbola). Lalu muncullah sebutan baru bagi mereka, sosok Skinhead yang lebih kalem: ‘Suedehead’, sebuah nama yang mengacu pada rambut mereka yang lebih panjang dari pada Skinhead pada umumnya (tak terlalu panjang, hanya sampai bisa disisir rapih, biasanya disisir belah pinggir). Para Skinhead girl yang lebih dkenal sebagai Chelsea pun ikutan memanjangkan rambutnya, mereka meninggalkan potongan feather cut dan menata rambutnya menjadi lebih feminim lagi. Apakah sebuah budaya baru telah lahir…?? Tidak juga…!! Karena semenjak awal perkembangan budaya Skinhead sudah ada sekelompok Skinhead yang berpenampilan seperti Suedehead. Lagi pula ada hal yang lebih penting daripada pakaian yang dapat dengan mudah dibeli, hal itu adalah pola pikir dan nilai - nilai dasar budaya Skinhead yang tak pernah ditinggalkan oleh para Suedehead ini. Tidak seperti ketika Mods berevolusi menjadi Skinhead di akhir 60-an dulu yang disebabkan oleh masalah kelas dan ekonomi sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir, perubahan dari Skinhead menjadi Suedehead sama sekali tak melibatkan masalah ekonomi dan kelas. Perubahan itu lebih disebabkan oleh tekanan dari media dan masyarakat, bahkan lebih kepada masalah fashion saja. Buktinya tingkah laku berandalan mereka tidaklah hilang sama sekali, mereka tetaplah keras, pemberani dan doyan berkelahi. Kebiasaan membawa senjata tajam ke teras sepak bola pun tetap mereka pelihara, bahkan kini mereka membawa payung yang ditajamkan ujungnya sebagai senjata (jadi bukan sebagai pelindung di kala hujan), yah….Sekali petarung jalanan, selamanya petarung jalanan, bukti bahwa hal itu adalah kontrak seumur hidup.Memasuki tahun 1971 bahkan para Suedehead mulai memanjangkan rambutnya menjadi lebih panjang dari sebelumnya. Potongan rambut ini hampir seperti potongan rambut orang kebanyakan, biasanya pendek di bagian atas dan sedikit panjang di bagian samping dan belakangnya (mirip potongan feather cut tapi tak se-ekstrim itu). Lalu sebutan baru pun muncul bagi mereka: Smoothy, yang mengacu pada model rambut baru mereka. Pakaian yang dikenakan pun kini berubah, para Smoothy berdandan lebih kasual ketimbang Suedehead ataupun Skinhead. Mereka biasanya memakai kaus tak berkerah dan kemeja, namun Ben Sherman bukanlah lagi pilihan yang populer, celana bahan biasa, jumpers, dan yang paling penting tentu saja Crombie. Boots kini hampir - hampir ditinggalkan sama sekali, sebagai gantinya adalah sepatu kasual yang biasa dipakai pekerja kantoran, namun pada beberapa kesempatan Boots tetap di pakai. Para wanita Smoothy pun mempunyai sebutan tersendiri, yaitu: Sorts, Skinhead memang sebuah budaya yang lebih berorientasi laki-laki, namun dalam perkembangannya para Skinhead girl pun mengembangkan cara berpakaiannya sendiri yang cukup unik. Para Sort ini berambut lebih panjang dari pada Skinhead ataupun Suedehead girl, mereka memakai kemeja Brutus, rok pendek yang lebar di bagian bawahnya, dan sepatu Ravel (sejenis sepatu Beebop yang biasa dipakai perawat). Bagi kebanyakan orang para Smoothy berpenampilan ‘normal’ layaknya mereka, bahkan mata rantai hubungan mereka dengan budaya Skinhead hampir - hampir hilang sama sekali, hal itulah yang membuat mereka tak terlalu populer dan menghilang seiring dengan masuknya budaya Punk ke Inggris.Para Smoothy sebenarnya mempunyai ‘saudara kembar tak identik’, yaitu para Bootboys. Bootboys termasuk budaya yang mampu bertahan dan memasuki era 70-an dengan selamat. Kekerasan di teras sepak bola mencapai level tertingginya selama musim kompetisi 1970-1971 dan terus berlanjut di musim kompetisi 1971-1972, inilah yang menandai kembalinya budaya Bootboys setelah sempat hilang ditelan histeria budaya Skinhead tahun 1969 lalu. Dalam hal penampilan luar Bootboys ini memang mirip para Smoothy terutama dalam hal penampilannya yang kasual. Hal yang membedakannya dengan Smoothy adalah para Bootboys ini mewakili penampilan teras sepak bola yang keras dan gahar, sementara Smoothy penampilannya lebih ‘resmi’ dan mewakili kehidupan klub - klub malam di Inggris. Terlebih lagi Smoothy dan Suedehead adalah budaya yang lebih banyak berkembang di selatan Inggris, sedangkan Bootboys adalah budaya yang berkembang di utara Inggris di mana sepak bola lebih populer daripada musik Reggae dan Soul. Musik dan fashion memang menjadi nomor dua dalam hidup seorang Bootboys, nomor satu tentunya adalah sepak bola dan kehidupan Gank. Kalaulah ada barang yang wajib dipakai oleh seorang Bootboy, maka sepasang Dr Marten Boot lah itu, sedangkan celana dan baju tidak menjadi masalah. Reggae dan soul tetap populer di sebagian mereka sedangkan sebagian lagi memilih mendengarkan musik apapun yang saat itu populer termasuk Glam Rock yang merupakan pengembangan dari Progresif Rock-nya para hippies. Kebanyakan Bootboys ini pada kenyataannya ‘pernah menjadi’ Skinhead, walaupun tak melewati fase perkembangan Suedehead dan Smoothy. Memasuki tahun 1972-1974 terlepas dari Boots dan kebiasaan berkelahi di teras sepak bola, budaya Bootboys ini mempunyai sedikit sekali hubungan dengan Skinhead, kelak kedua budaya ini rujuk kembali bersamaan dengan munculnya Punk generasi baru yang lebih di kenal dengan sebutan Oi! / Street Punk. Namun semua perkembangan budaya yang sudah di jelaskan di atas tadi tidaklah sama di semua kota di daratan Inggris, contohnya di beberapa tempat sudah mengalami fase Smoothy pada pertengahan 1970, sementara di tempat lainnya tak melewati fase Skinhead sampai 1975. Umumnya bahkan terjadi percampuran fashion dari masing-masing fase, artinya Skinhead, Suedehead, Smoothy dan Bootboys bahkan Mods pada saat yang sama.Jika ada Skinhead yang sangat terkenal popularitasnya di era 70-an (bahkan hingga hari ini), maka Joe Hawkins-lah orangnya. Joe adalah seorang Skinhead seutuhnya, ia berdandan rapih, keras, menyukai Reggae (kemudian Oi! dan Street Punk), dan gemar mematahkan tulang rusuk para Hippies dengan sepatu bootsnya. Sayangnya Joe tidaklah nyata, ia adalah tokoh khayalan dari seorang pengarang novel bernama Richard Allen. Novel berjudul Skinhead tersebut diterbitkan pada tahun 1970, dan langsung mendapatkan perhatian nasional bahkan termasuk dalam daftar 10 buku terlaris saat itu karena isinya yang eksplisit menggambarkan kehidupan Joe yang brutal dan penuh kekerasan, sebuah kenyataan yang sebenarnya dialami para Skinhead. Kesuksesan novel Skinhead ini segera disusul oleh novel - novel berikutnya dimana Joe tetap menjadi tokoh utamanya, yaitu: Suedehead, Smoothies, Bootboys, Terrace Warrior, Punk Rock, Mod Rule, Skinhead Girl, Skinhead Escape, Troubble For Skinhead, Sorts, Top Gear Skins, Skinhead Farewell, Glam, Terrace Teror, Knuckle Girls, dan Dragon Skins. Tahun 1970 terbit sebuah film berjudul Clockwork Orange yang di sutradarai oleh Stanley Kubricks. Film ini menceritakan seorang pemuda bernama Alex, seorang pemimpin gank yang terobsesi berbuat kekerasan, memukuli orang tanpa alasan yang jelas dan memperkosa bahkan membunuh. Di film itu Alex dan gank-nya berdandan ala seorang petarung jalanan: Riasan berupa bulu mata palsu di mata sebelah kanan (atau kadang-kadang memakai topeng badut), baju dan celana putih, payung yang ditajamkan ujungnya, dan di lengkapi dengan pelindung yang dipakai petinju untuk melindungi organ vitalnya, dan yang paling penting tentu saja sebuah topi Bowler.Yang membuat Alex mirip dengan Skinhead adalah sepatu Bootsnya, ditambah dengan tindakan Alex dan gank nya yang khas para Skinhead, benar - benar sebuah penampilan dan tingkah laku Horor…!!! Terlepas dari film ini sangatlah kontroversial dan dilarang peredarannya, kenyataannya Clockwork Orange menginspirasi sekelompok kecil Skinhead. Mereka mulai berdandan ala Alex dan gank nya, melakukan kekerasan ekstrim, dan sebuah sub - budaya baru dari budaya Skinhead pun lahir: Clockwork Skinhead. Film ini kelak juga menginspirasi lagu-lagu beberapa band Oi! dan street punk seperti The 4 Skins, The Violators, The Last Resorts, Angelic Upstart, Major Accident dan yang paling legendaris The Addicts.Era ini juga adalah untuk pertama kalinya muncul ‘Band Skinhead’ bernama Slade. Masih diperdebatkan sampai saat ini apakah para anggota Slade adalah benar - benar Skinhead atau bukan, namun kenyataannya saat itu mereka berdandan layaknya seorang Skinhead. Sayangnya memasuki tahun 1971 Slade berubah menjadi band Glam rock dengan rambut gondrongnya, tapi tak dapat dipungkiri kalau band ini adalah band yang sangat berpengaruh pada band favorit Skinhead sepanjang masa, Cock Sparrer. Mereka kembali dihubungkan dengan Skinhead saat mereka main di Great British Music Festivals 1978 saat terjadi perkelahian antara Mods dan Skinhead ketika The Jam naik ke panggung dan berakhir dengan insiden penikaman seorang Mods oleh seorang Skinhead. Memasuki pertengahan tahun 1975, Skinhead benar - benar hampir hilang dari daratan Inggris, seiring dengan menjauhnya Reggae dan Soul dari kehidupan anak-anak kelas pekerja Inggris. Kini tinggallah para Bootboys yang mengadopsi musik para Hippies seperti Glam rock ala Slade dan Mott The Hoople sebagai budayanya. Pada tahun yang sama Judge Dread merilis lagu Bring Back The Skins dalam albumnya yang paling legendaris Last of The Skinhead. Lirik di lagu itu yang seakan bernostalgia pada masa - masa keemasan Skinhead di tahun 1969 dulu, tak lama lagi akan menjadi kenyataan. Anak - anak kelas pekerja yang keras dan menguasai jalan - jalan di se-antero Inggris kembali lagi, kali ini dengan penampilan baru, namun tetap dengan semangat yang sama, semangat Jalanan. Ya… Skinhead kembali lagi, kali ini dengan sebuah pergerakan musik baru bernama Street Punk